Jumat, 29 Mei 2015

Asal Mula Pasola Wanokaka Sumba Barat-NTT



                                            Asal Mula Pasola Wanokaka
                                                 Sumba Barat-NTT
 
            Pasola sendiri berasal dari kata “Sola” atau “Hola” yang mempunyai arti lembing atau kayu. Namun maknanya menjadi sedikit lain ketika di beri imbuhan “pa” menjadi “pasola” yang berarti sebuah permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu antar dua kelompok dari atas kuda yang sedang melaju kencang. Dipercaya bahwa darah yang tercecer adalah ramuan manjur untuk kesuburan tanah Sumba.

Pasola sendiri mempunya kisah sejarah awal yang dibalut dengan kisah romansa seorang janda cantik bernama Rabu Kaba di kampung Waiwuang. Rabu kaba bersuamikan Umbu Dulla salah satu dari tiga pemimpin yang ada di Waiwuang. Hingga pada suatu saat ketiga pemimpin ini (Umbu Dulla, Ngongo Tau Masusu,Yagi Waikaren) berpamitan untuk pergi melaut. Ternyata ketiga nya pergi ke arah selatan ke daerah Sumba timur untuk mengambil padi.
 
Riuhnya Pasola
Sepeninggal ketiga pemimpin ini rakyat Waiwuang sangat menanti kepulangan ketiga pemimpinnya. Namun setelah beberapa waktu tidak ada kabar kepulangan mereka, masyarakat desa menganggap ketiga pemimpin mereka itu sudah tiada, hingga mereka akhirnya menggelar upacara perkabungan. Rabu kaba bersedih di tinggal oleh Umbu Dulla. Akhirnya dia bertemu dengan Teda Gaiparno, seorang pemuda dari Kodi yang memikat hatinya. Namun keluarga mereka menentang hubungan itu, hingga akhirnya mereka kawin lari, dan memboyong Rabu kaba ke kampung halaman Teda Gaiparno.
        Masyarakat Waiwuang dihebohkan dengan kemunculan ketiga pemimpin mereka yang sduah dianggap tiada. Umbu Dulla mendapat laporan bahwa Rabu Kaba sang istri sudah dilarikan oleh Teda Gaiparno keluar dari Waiwuang. Akhirnya Umbu Dulla memerintahkan seluruh rakyat Waiwuang untuk mencari Rabu Kaba. Meskipun sudah ditemukan tapi Rabu kaba sudah dibutakan oleh cintanya kepada Teda Gaiparno dan tidak mau kembali ke Waiwuang.
Akhirnya Rabu kaba meminta pertanggungjawaban Teda Gaiparno untuk menganti semua Belis yang sudah diberikan oleh Umbu Dulla, dan Teda Gaiparno sang pujaan hati menyanggupinya hingga akhirnya mereka menggelar pesta pernikahan. Sementara itu Umbu Dulla berpesan kepada rakyatnya di Waiwuang untuk mengadakan pesta Nyale dalam bentuk Pasola. Maksud di gelarnya pesta ini adalah untuk melupakan kesedihan mereka karena kehilangan janda cantik Rabu Kaba. Sebuah kisah romansa yang unik dan menarik untuk disimak.

Selamat Membaca-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar